Saturday, March 28, 2009

Strategy Google vs Strategy Microsoft

Apa akibatnya buat kita pengguna internet ?
1. Jika Microsoft lebih meneruskan strategi melawan internet (seperti strategynya saat ini membangun SilverLight dirangkai Live.com atau nanti misalnya mengakuisisi Adobe), maka Google masih akan melenggang dengan advertising revenue-nya. Dan masih akan “santai” bertarung karena revenue Microsoft masih berbasis penjualan software tradisional. Dan kami meyakini, tak sadar kita pengguna internet akan lebih banyak memakai produk Microsoft kembali. Ketika pertarungan berakhir, kita sebagai pengguna akan mirip nasibnya seperti masa ketika kita terpaksa memakai Windows. Mesti membayar mahal, dan tidak mampu membelinya. Kalau toh mampu membelinya, kita tidak bisa memodifikasinya secara maksimal (karena dibikin tergantung produk mereka). Mengapa demikian ? Karena Microsoft menggunakan strategi yang sama ketika ia “menekuk” Apple di era 80-an. Apple adalah raja komputer PC beserta softwarenya saat Microsoft masih bekerjasama dengan Apple. Tanda-tanda itu mulai nampak dengan mulai mendatar-nya revenue Google. Jadi Google akan dibuat lengah.

2. Namun jika bandul Microsoft lebih condong ke arah bergabung dengan internet (seperti jadi membeli Yahoo, dan mulai menggeser revenuenya ke iklan). Maka Google memperoleh kompetitor langsung yang telah terbukti mumpuni, profesional dan tak kenal ampun. Pertarungan akan lebih menarik, karena Google dkk, akan dipaksa lebih cepat mematangkan dan mengembangkan Open Web Standard. Seperti kita ketahui Google nampak terlalu santai menghadapi perkembangan internet. Bukannya memfokuskan resources-nya, Google nampak seperti sebuah universitas yang produk-produknya hanya siap untuk laboratorium namun kurang berhasil manakala diterjunkan di pasar sebenarnya (Picassa, Knol, Lively).

ericceogoogle

Ceo Google yg lebih mirip scientis ketimbang pebisnis

Sebaliknya, produk bagus dari luar yang diakusisinya tidak memberikan warna yang jelas pada masa depan Google (lihatlah Blogger yang mandeg inovasinya dan kalah inovatif dengan WordPress, atau YouTube yang sampai sekarang tidak jelas BEP-nya). Bayangkan dana yang diinvestasikan ke Project Virgle yg tujuannya membuat koloni di Mars (?). Atau Project 10^100 yang menjanjikan perbaikan sosial masyarakat dunia. Cukup aneh untuk sebuah perusahaan yang terdaftar di pasar modal yang seharusnya lebih “professional” atau fokus. Nampaknya Google lebih sibuk bertahan dan membangun citra anti-monopoli daripada menyerang. Bayangkan sampai setahun lewat Google Apps Engine yang sangat menarik karena menawarkan hosting di infrastruktur Google yang terkenal hebat itu, masih hanya mampu mensupport bahasa phyton. Isu support bahasa php dan java tidak kunjung tampak. Sedangkan pesaingnya di sektor cloud business tsb, Amazon AWS, telah lama membumbung tinggi dengan fitur multiplatform-nya.

Karena itu, berdoalah agar Microsoft jadi membeli Yahoo. Dengan demikian kita lebih berpeluang bersama-sama menggunakan Open Web Standard dan tidak mengulangi nasib kita di masa lalu. Semoga. Mungkin juga karena itulah kami masih mengandalkan Java Script dalam pekerjaan kami, siapa tahu terus berguna

0 Beri Komen Klik Sini:

Post a Comment

Woy.. Jgn spamming ea..

Di Klik Ane Doain Lancar Rejeki! :)