Saturday, March 28, 2009

Tuhan Menurut Ilmu Fisika Modern


Di bulan Ramadhan ini, kami mendengarkan sebuah ceramah agama yang demikian menarik di masjid dekat rumah. Topiknya adalah tentang Eksistensi Tuhan dari sudut pandang Al Qur’an.

Sepulangnya dari ceramah ini, kami jadi berpikir, iya ya, kita ini mengakui keberadaan Tuhan sebagai hal yang dogmatis atau sudah benar dari dulunya. Tetapi apakah kita pernah mencari penjelasan ilmiah yang masuk akal yang bisa diterima secara universal ? Hal ini belum pernah kami pikirkan dengan sungguh-sungguh sebelum ini.

Setidaknya inilah yang bisa kami sarikan:

1. Massa

Jika dibayangkan antara bumi dan matahari, kekuatan gravitasi yang berbanding lurus dengan massa keduanya berubah satu ukuran saja, dan kemudian bumi terpental dari garis edarnya atau sebaliknya jatuh ke arah matahari. Apakah akan pernah ada kehidupan di muka bumi ? Bayangkan membuat kehidupan di bumi seperti membuat arloji, bayangkan jika satu roda gigi kecil yang akan kita pasang hilang ? Apakah akan tercipta arloji yang putarannya menunjukkan waktu yang benar ? Satu saja, ukuran dari gravitasi berubah, apakah itu jarak bumi dan matahari, ataukah massa bumi, massa matahari, atau kecepatan revolusi bumi terhadap matahari sedikit saja berubah, apakah bumi masih ada di tempatnya sekarang ? Dan akankah ada kehidupan tercipta di muka bumi ?

Adanya kehidupan di muka bumi adalah bukti keberadaan Tuhan, Mengapa ? Karena kehidupan tercipta atau ada HANYA jika unsur-unsur pembentuknya ada dan pada UKURAN yang tepat. Meleset sedikit saja, tidak akan pernah ada kehidupan di muka bumi.

2. E=mc2

Energi dan materi adalah hal yang sama. Keduanya seperti dua sisi dari satu mata uang yang sama. Jika kita melihat dari sisi fisika (dimensi ruang waktu), energi adalah materi. Dan jika melihat dari sisi non fisika -coba pejamkan mata-, materi yang sama, pada hakikatnya adalah energi.

Coba bayangkan jika tidak ada ruang dan waktu, apakah energi akan berubah menjadi materi ? Kami meyakini energi akan tetap berupa energi. Tidak pernah akan ada atom, tidak akan ada unsur dan molekul, tidak akan ada tubuh kita.

Materi adalah wujud energi yang “terjebak” dalam ruang dan waktu. Materi adalah “paket” energi yang “termampatkan” dalam ruang dan waktu. Sejumlah materi yang kecil, sebenarnya merupakan sejumlah energi yang besar sekali. Dengan satu kilogram materi saja, kira-kira sama dengan energi yang dihasilkan 10 juta gallon bensin yang dibakar.

Bagaimana tepatnya energi bermutasi menjadi materi, masih dicari jawabannya oleh fisikawan (Baca juga : LHC project).

Berubahnya energi menjadi materi adalah bukti keberadaan Tuhan. Mengapa ? Karena jika energi “dilepaskan” sedikit saja dari penjara ruang-waktu maka yang terjadi adalah kekacauan seperti yang terjadi di permukaan matahari/bintang. Tidak akan ada kehidupan di muka bumi.

3. Waktu

Jika dari rumah kita berjalan ke utara dalam sepuluh menit, lalu kita berjalan kembali ke arah selatan juga selama sepuluh menit (anggaplah kecepatan kita berjalan sama persis), apakah kita akan kembali ke rumah ataukah tidak ? Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Jika kita melihat ke sekitar kita, jawabannya Ya, karena kita melihat rumah kita. Tetapi bagaimana jika kita diberitahu bahwa saat kita pergi, bumi telah berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari ?

Jadi ruang mutlak itu tidak ada. Ruang itu relatif tergantung sudut pandang penilainya.

Tetapi relatifitas tidak berlaku untuk arah waktu. Waktu selalu ke masa depan. Tidak pernah relatif. Sama halnya semua berubah, bubur tidak akan berubah lagi menjadi nasi. Arah waktu itu satu. Arah waktu yang satu adalah seperti anak panah yang dilepas dari busurnya. Tidak pernah akan kembali.

Bayangkan jika arah waktu bisa relatif/berubah-ubah, maka akan terjadi kekacauan. Seorang nenek bisa kembali ke masa lalu untuk menjadi muda dan memilih tidak menikah (sehingga tidak menjadi nenek dari seorang cucu). Seorang korban pembunuhan bisa kembali ke masa lalu untuk membunuh pembunuhnya…

Arah waktu yang satu adalah bukti keberadaan Tuhan. Waktu seperti dipaksa (atau sukarela) untuk berjalan ke satu arah. Waktu tunduk atau patuh pada sesuatu yang lebih berkuasa atas dirinya.

0 Beri Komen Klik Sini:

Post a Comment

Woy.. Jgn spamming ea..

Di Klik Ane Doain Lancar Rejeki! :)